Sabar dan optimis. Sabar. Setiap manusia senantiasa menghadapi ujian, menyangkut tentang kwalitas iman dan masaalah kepribadianya, yang relefansinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang bermukim dalam diri manusia itu. Didalam menghadapi peluang dan tantangan tidak jarang kegagalan di jumpai sepanjang menjalani roda kehidupan untuk mencapai suatu keinginan. Kalau peluang dan kesempatan telah tersedia kemudian di topang dengan sistem permodalan (baca : materi), potensi dan kekuatan atau kelebihan dirinya. Maka secara otomatis akan segera muncul untuk merealisasikan segala keinginan tadi. Begitu juga sebaliknya, apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai ditambah dengan sistem permodalan yang seret, potensi lahir maupun bathin yang kurang, serta kurang percaya pada diri sendiri, maka biasanya seseorang mudah di serang rasa pesimis atau rendah diri ( minder).
Sehubungan dengan menurunya kualitas maupun kuantitas pendidikan di tingkat nasional maupun beberapa daerah di negara kita, khususnya di Sumatera Barat ini dengan beribu macam penyebabnya, yang jumlah mendapatkan nilai jelek dan gagal (baca : tidak lulus) sangat banyak, yang kesemuanya itu tidak akan bisa lagi di robah, selain masing – masing kita harus menghadapinya dengan penuh kesabaran yang tinggi, dengan cara menanamkan prilaku optimis dalam diri, khususnya umat muslim. Karena kita sebagai subjek dan objek dalam ruang lingkup pendidikan tadi, kalau hanya terpokus pada pencarian sumber masalah, justru akan melahirkan nantinya masalah – masalah baru di dalam tubuh institusi atau propesi bidang pendidikan tadi. Akan lebih propesional rasanya kalau setiap diri dalam bidang yang terkait turut mencari alternatif, ataupun solusi penyelesaian masalah mutu dan kualitas pendidikan yang sedang di hadapi tadi. Sehingga munculnya stigma sosial di tengah masyarakat akan dapat di hilangkan. Dengan menancapkan rasa optimis dan memupuk terus perilaku sabar dalam diri masing – masing khususnya anak – anak yang terkait dan tersangkut langsung dalam masaalah pendidikan itu.
Sir Isaac Newton ( 1643 –1727 ), adalah ilmuwan terbesar sepanjang abad kewarganegaraan Inggris, ayahnya hanya seorang petani miskin yang meninggal sebelum Newton lahir. Pada waktu sekolah, ia sering diejek teman – temanya karena bodoh, pendiam, pemalu, pelamun dan sangat mudah tersingung, kemudian dia belajar dengan giat dan tekun sampai akhirnya dia berhasil menjadi juara kelas. Sejak itu teman – temanya tidak berani lagi mengangunya karena malu dan segan atas kepintaranya yang kesemuanya di luar dugaan teman – teman sebayanya kala itu. Masih banyak lagi dari para ilmuwan – ilmuwan yang terkenal yang penemuanya sangat membantu dan berguna bagi kelangsungan hidup umat manusia, baik di zaman mereka hidup dulu maupun dizaman sekarang ini. Begitu juga yang namanya kegagalan di dalam proses belajar tidak sekali dua kali mereka alami, tapi mereka semua tidak cepat putus asa, dengan rasa kesabaran dan optimisme yang tinggi dari seorang yang gigih dan ulet yang berkesenambungan dan kontiniu mereka telah berhasil meraih berbagai penghargaan atas segala usahanya dalam penemuan yang besar. Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Plato, Aristoteles dan masih banyak lagi para ilmuwan terkemuka yang sebahagian dari mereka bukan saja dari golongan anak orang kaya, yang juga memiliki kepintaran atau IQ yang juga pas – pasan. Karena di topang oleh rasa keingintahuan akan sesuatu dengan rasa optimisme dan kesabaran yang tinggi tadi mereka terus giat dan rajin belajar tampa mengenal rasa lelah, yang akahirnya segala bentuk penemuanya di kenal sampai kepelosok dunia ini.
Dari sekelumit autobiografi para ilmuwan di atas, dapatlah kiranya menjadi pedoman dan petunjuk bagi para pelajar kita. Dengan mengobarkan terus rasa optimisme dan menumbuhlan kesabaran dalam setiap diri dengan menjadikan kegagalan sebagai cambuk untuk mencapai kesuksesan dalam belajar dan beragama. Dan hal ini bukan saja harus di terapkan dalam masaalah pendidikan saja, melainkan juga dalam bidang – bidang lainya di dalam mengarungi kehidupan ini. Seperti yang di firmankan Allah Swt dalam surat Al Insyira ayat 6, yang artinya : “ Sesunguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan “. Bahwasanya Allah Swt menurunkan musibah, masaalah dan cobaan itu pasti menurut bobot kemampuan daya pikir dan perasaan seseorang, Cuma masalahnya bagai mana diri dan pribadi kita di dalam menelaah dan menyingkapi hal itu semua.
Optimis merupakan keyakinan diri, salah satu sifat yang di anjurkan dalam islam, dengan sifat optimis seseorang akan bersemangat di dalam menjalani hidup ini sebagai baik demi kehidupan di dunia sebagai khalifah, maupun untuk kehidupan yang kekal abadi di akherat nanti untuk mempertangung jawabkan segala apa yang telah di perbuat di atas dunia. Firman Allah dalam surat Ali Imran : 139 yang artinya. “ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah ( pula) bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi ( derajatnya) jika kamu orang yang beriman. Memahami ayat Al Quran di atas, bahwasanya Allah Swt melarang dan tidak menyukai orang yang bersikap lemah, baik dalam bertindak, berusaha, dan berpikir. Karena semulia – mulia mahkluk adalah manusia yang di bekali dengan akal, pikiran dan kemampuan dengan selalu mengedepankan sikap dan perilaku optimis dan sabar. Dan selalu berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai apa yang telah di cita – citakan, dengan penuh keikhlasan tampa ada sedikitpun rasa takut, cemas, dan khawatir akan mengalami kegagalan. Tak jarang di dalam merealisasikan niat dan rencana yang sudah di buat, kita dihadapkan dengan kondisi dan keadaan yang jauh berbeda dengan kenyataanya. Yang kesemuanya itu kalau tidak di hadapi dengan sikap sabar dan optimis akan mempengaruhi pola pikir kita kedepanya.
Dengan kata lain kita manusia hanya bisa menumbuhkan niat dan merencanakan sesuatu itu dalam bentuk dan model apapun, sedangkan keputusan dan ketentuannya mutlak milik Allah Swt. nabi Muhammad Saw bersabda.” Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di sukai Allah dari pada mukmin yang lemah dalam bersikap, karena hal itu akan membuka pintu bujuk rayu syaitan. Akan tetapi optimis tampa perhitungan merupakan suatu kekonyolan dan kebodohan yang nyata, sikap seperti ini pun sangat di benci oleh islam, islam itu sangat mendorong dan mendukung sikap optimis yang dilandasi dengan keyakinan yang kuat dan kokoh, dan sangat mengecam dan melarang umatnya berperilaku pesimis ( kurang semangat) dalam hidup ini. Sikap optimis dan sabar merupakan sikap mental yang sangat positif, yang dalam proses perkembanganya harus selalu di pelihara dengan baik, agar menancap kuat dalam pribadi kita yang mengaku beriman dan bertaqwa pada Allah Swt dan hari akhir.
Menurut Alan Loy Mc Ginis, dalam bukunya The power of optimism, prilaku optimis yang tinggi akan dapat melahirkan dua belas macam mental positif yang dapat membangun citra dan kekuatan diri yang handal. Di antaranya : # Jarang terkejut di dalam menerima kesulitan # Beroriaentasi pada pemecahan masaalah # Memiliki keyakinan untuk menghadapi masa depan # Memiliki potensi pembaharuan secara teratur # Dapat menghentikan pola pikir negatif # Meningkatkan pola pikir apresiasi # Mendayagunakan imajinasi produktif # Selalu merasa gembira dan sulit di hinggapi kesedihan # Memunculkan kemampuan dan mengembang luaskanya # Selalu membina dan merawat serta menjaga rasa cinta dan kasih sayang # Suka bertukar pikiran dan berita baik dan menerima dengan lapang dada apa – apa yang tidak bisa di ubah dengan cepat.
Dan menurut Drs Margono S.Ag, dalam bukunya Islam Sebagai Lentera Kehidupan. menuliskan enam hal yang dapat membangkitkan perilaku optimis dalam kehidupan di antaranya :
1. Temukan hal – hal positif dari pengalaman masa lalu,
2. Tata kembali target yang ingin kita capai,
3. Pecah target besar menjadi target – target kecil yang dapat segera di lihat keberhasilanya,
4. Bertaqwalah pada Allah Swt, setelah melakukan ikhtiar,
5. Kita perlu merobah pandangan terhadap diri dan kegagalan yang pernag di alami,
6. Yakinlah Allah Swt akan menolong dan memberi jalan keluar dari segala kesulitan hidup.
Optimisme sangat di perlukan dalam kehidupan kita sehari – hari, terutama para pelajar, mahasiswa maupun para pengayom dan pelayan masyarakat dalam berbagai bidang. Guna mencapai sebuah keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup di dunia dan di akherat, kinerja untuk amalpun harus diadakan peningkatanya dari hari kehari, agar keseimbangan antara kepentingan dunia dan akherat dapat terwujud. Doa, ikhtiar dan tawakal harus senantiasa mengiringi setiap usaha kita, karena hanya dengan kekuasaan Allah apa yang kita cita – citakan bisa terwujud dengan baik.
Terutama para pelajar putra maupun putri, tumbuhkanlah selalu jiwa optyimistis dan perilaku sabar, dalam menghadapi kenyataan apapun bentuk dan modelnya di dalam mengejar cita – cita. Optimis dan harapan sebagai energi hidup agar tetap menyala dan berkobar, tumbuhkanlah selalu semangat pantang menyerah, dan yang paling penting dan utama sebagai seorang muslim teruslah berdoa sambil berusaha, beramal dengan penuh keyakinan dengan pertolongan Allah Swt, dan jadikanlah keteguhan dan iman serta takwa sebagai suatu keinginan dan tujuan yang harus di capai. .
Berfikiran Positif / optimisme menurut Islam
Optimis merupakan keyakinan diri, salah satu sifat yang di anjurkan dalam islam, dengan sifat optimis seseorang akan bersemangat di dalam menjalani hidup ini sebagai baik demi kehidupan di dunia sebagai khalifah, maupun untuk kehidupan yang kekal abadi di akherat nanti untuk mempertangung jawabkan segala apa yang telah di perbuat di atas dunia. Firman Allah dalam surat Ali Imran : 139 yang artinya. “ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah ( pula) bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi ( derajatnya) jika kamu orang yang beriman. Memahami ayat Al Quran di atas, bahwasanya Allah Swt melarang dan tidak menyukai orang yang bersikap lemah, baik dalam bertindak, berusaha, dan berpikir. Karena semulia – mulia mahkluk adalah manusia yang di bekali dengan akal, pikiran dan kemampuan dengan selalu mengedepankan sikap dan perilaku optimis dan sabar. Dan selalu berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai apa yang telah di cita – citakan, dengan penuh keikhlasan tampa ada sedikitpun rasa takut, cemas, dan khawatir akan mengalami kegagalan. Tak jarang di dalam merealisasikan niat dan rencana yang sudah di buat, kita dihadapkan dengan kondisi dan keadaan yang jauh berbeda dengan kenyataanya. Yang kesemuanya itu kalau tidak di hadapi dengan sikap sabar dan optimis akan mempengaruhi pola pikir kita kedepanya.
Dengan kata lain kita manusia hanya bisa menumbuhkan niat dan merencanakan sesuatu itu dalam bentuk dan model apapun, sedangkan keputusan dan ketentuannya mutlak milik Allah Swt. nabi Muhammad Saw bersabda.” Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di sukai Allah dari pada mukmin yang lemah dalam bersikap, karena hal itu akan membuka pintu bujuk rayu syaitan. Akan tetapi optimis tampa perhitungan merupakan suatu kekonyolan dan kebodohan yang nyata, sikap seperti ini pun sangat di benci oleh islam, islam itu sangat mendorong dan mendukung sikap optimis yang dilandasi dengan keyakinan yang kuat dan kokoh, dan sangat mengecam dan melarang umatnya berperilaku pesimis ( kurang semangat) dalam hidup ini. Sikap optimis dan sabar merupakan sikap mental yang sangat positif, yang dalam proses perkembanganya harus selalu di pelihara dengan baik, agar menancap kuat dalam pribadi kita yang mengaku beriman dan bertaqwa pada Allah Swt dan hari akhir.
Menurut Alan Loy Mc Ginis, dalam bukunya The power of optimism, prilaku optimis yang tinggi akan dapat melahirkan dua belas macam mental positif yang dapat membangun citra dan kekuatan diri yang handal. Di antaranya : # Jarang terkejut di dalam menerima kesulitan # Beroriaentasi pada pemecahan masaalah # Memiliki keyakinan untuk menghadapi masa depan # Memiliki potensi pembaharuan secara teratur # Dapat menghentikan pola pikir negatif # Meningkatkan pola pikir apresiasi # Mendayagunakan imajinasi produktif # Selalu merasa gembira dan sulit di hinggapi kesedihan # Memunculkan kemampuan dan mengembang luaskanya # Selalu membina dan merawat serta menjaga rasa cinta dan kasih sayang # Suka bertukar pikiran dan berita baik dan menerima dengan lapang dada apa – apa yang tidak bisa di ubah dengan cepat.
Dan menurut Drs Margono S.Ag, dalam bukunya Islam Sebagai Lentera Kehidupan. menuliskan enam hal yang dapat membangkitkan perilaku optimis dalam kehidupan di antaranya :
1. Temukan hal – hal positif dari pengalaman masa lalu,
2. Tata kembali target yang ingin kita capai,
3. Pecah target besar menjadi target – target kecil yang dapat segera di lihat keberhasilanya,
4. Bertaqwalah pada Allah Swt, setelah melakukan ikhtiar,
5. Kita perlu merobah pandangan terhadap diri dan kegagalan yang pernag di alami,
6. Yakinlah Allah Swt akan menolong dan memberi jalan keluar dari segala kesulitan hidup.
Optimisme sangat di perlukan dalam kehidupan kita sehari – hari, terutama para pelajar, mahasiswa maupun para pengayom dan pelayan masyarakat dalam berbagai bidang. Guna mencapai sebuah keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup di dunia dan di akherat, kinerja untuk amalpun harus diadakan peningkatanya dari hari kehari, agar keseimbangan antara kepentingan dunia dan akherat dapat terwujud. Doa, ikhtiar dan tawakal harus senantiasa mengiringi setiap usaha kita, karena hanya dengan kekuasaan Allah apa yang kita cita – citakan bisa terwujud dengan baik.
Terutama para pelajar putra maupun putri, tumbuhkanlah selalu jiwa optyimistis dan perilaku sabar, dalam menghadapi kenyataan apapun bentuk dan modelnya di dalam mengejar cita – cita. Optimis dan harapan sebagai energi hidup agar tetap menyala dan berkobar, tumbuhkanlah selalu semangat pantang menyerah, dan yang paling penting dan utama sebagai seorang muslim teruslah berdoa sambil berusaha, beramal dengan penuh keyakinan dengan pertolongan Allah Swt, dan jadikanlah keteguhan dan iman serta takwa sebagai suatu keinginan dan tujuan yang harus di capai. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar