Laman

Rabu, 03 Oktober 2012

Intermezo 2012



Kode Etik Bagi Pengguna Jalan
Mukaddimah
Duduk-duduk di pinggir-pinggir jalan sambil nongkrong, mengobrol atau makan dan minum sudah menjadi kebiasaan hampir mayoritas penduduk di negeri ini. Siapapun pasti senang melakukannya, baik dengan sengaja atau tidak.
Dibalik kebiasaan ini, mereka lupa bahwa apa yang mereka lakukan itu mengganggu pengguna jalan yang berlalu lalang di sana, padahal Dienul Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini telah menyinggung hal itu sejak dulu.
Ternyata, perilaku semacam itu sudah membudaya sejak beberapa abad yang lalu bahkan sejak sebelum Islam. Oleh karena itu, manakala sesudah Islampun banyak para shahabat Rasulullah yang masih melakukan hal itu, Islam memberikan solusinya.
Islam, sebagai dien yang amat toleran dan inklusif tetapi tetap kuat memegang prinsip, tidak serta merta melarang hal itu. Ia mengambil sikap yang transparan dan selalu membawa solusi bagi problematika kehidupan di dunia ini dalam segala aspeknya.
Diantara sikap transparan dan solutif itu adalah dengan tidak melarangnya seratus persen dan mengikis habis kebiasaan itu, tetapi memberikan solusi yang terbaik sehingga kebiasaan itu dapat dihilangkan secara bertahap, yaitu dengan memperkenalkan kepada mereka hak yang terkait dengan jalan tersebut. Hak tersebut dalam terminologi kekinian dapat dikatakan sebagai kode etik, dimana harus diketahui dan dipatuhi oleh para penggunanya.
Mengenai bagaimana sesungguhnya realitas yang dulu dialami oleh para shahabat dan apa solusi Islam bagi para pengguna jalan, maka kajian kali ini ingin mengupas masalah tersebut.
Harapan kami, kajian ini dapat menggugah kita semua yang tentunya pasti termasuk pengguna jalan juga, bahkan barangkali memiliki kebiasaan yang kurang baik tersebut dulunya dan belum mengetahui kode etik yang terkait dengannya.
Untuk itu, semoga kajian ini bermanfaat dan sebagaimana biasa bila terdapat kesalahan dan kekeliruan, kiranya sudi memberikan masukan yang positif dan membangun guna perbaikan lebih lanjut.

Selasa, 15 November 2011

Program UAS Ganjil 2011-2012

Kami panjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan program pelaksanaan Ulangan Akhir  Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 ini.
Program ini memuat deskripsi kegiatan Ulangan Akhir  Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012  di SMP Negeri 3 Sukatani – Purwakarta, tujuannya antara lain sebagai acuan dan pedoman kami dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Tentu saja kami rasakan bahwa pembuatannya sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari para pemerhati pendidikan sangat kami harapkan untuk perbaikan maupun penambahan demi kemajuan kami dimasa yang akan datang.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak/ibu pengawas yang telah membimbing kami dalam penyusunan program ini, dan berbagai pihak yang tiak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan yang telah diperbuat oleh kita semua. Amin.

Senin, 14 November 2011

Mengetahui Top Mesin

TDC (Top Dead Center) merupakan salah satu cara standart untuk melakukan penyetelan mesin, pembongkaran/overhoul, tune up atau penggantian timing belt. Dengan mengetahui titik mati atas piston di harapkan akan mudah dalam proses perakitan kembali mesin mobil.
Tentunya untuk belajar otomotif harus mengetahui TDC mesin dengan berbagai cara simpel dan standar, walau kita sebenarnya bisa mengetahui top piston dengan berbagai metode, namun yang sesuai petunjuk pabrik sudah di beri tanda pada pulley atau roda gila(tergantung jenis mesin).
Beberapa cara untuk mengetahui posisi TDC mesin antara lain:
1. Melihat tanda di Pulley/Roda gila(Flywell). Untuk mesin umumnya sudah disertakan tanda top dead center yakni biasanya tanda pada pulley harus lurus dengan angka NOL (0) pada body mesin, atau yang berada pada roda gila tanda angka NOL/ huruf T harus lurus dengan tanda pada body.
2. Melihat posisi nok as / noken as (cam shaft). Nok as pada silinder yang TDC posisi roker arm kondisi bebas/ renggang tidak menekan batang valve.
3. Melihat arah rotor distributor. untuk Setting timing yang sudah benar bisa juga di lihat dari arah rotor distributor, apabila mengarah ke kabel busi no 1 berarti top silinder 1.
4. Melihat Posisi Piston melalui lobang busi. biasanya untuk yang masih ragu juga bisa meyakinkan posisi top dari lubang busi, apabila langkah no 1,2 dan 3 sudah terlaksana.